Friday 13 March 2015

..jingga, jingga, waktu

Masih senja musim gugur yang sama sejak terakhir kali aku melihatmu. Sungguh. Apa yang akan kulakukan denganmu...? Apa yang bisa kulakukan?
Duniaku bergerak, berubah. Tapi menjumpaimu? seolah waktu membeku sejak terkhir kali kita bertemu.
...sesuatu yang bagus. Sekaligus tidak bagus.

Kau tau? kadang hidup tidak tertahankan.. ketika ia terus bergerak. Terutama ketika ia terus melaju saat hal paling terakhir yang tidak kita butuhkan adalah: waktu.
Tapi... hidup tidak akan benar-benar jadi "hidup" kalau ia berhenti, kan...?

Aneh. Jingga seolah tak pernah benar-benar meninggalkanmu. Masih tetap disana, seperti tak tahu malu.
Aku akan pergi, jika itu aku. Aku orang yang seperti itu... kan?
Sombong. Keras kepala. Dan benar-benar tak tahu bagaimana caranya hidup tanpa harga diri. Sungguh menyebalkan. Mengesalkan.
Itu bodoh... kan?

Aku rindu musim semi, matahari. Tapi tak mampu melangkah meninggalkan dingin, sendiri, dalam pekat tanpa cahaya. Itu bodoh.
Ha! Apa yang akan kulakukan...? Dengan... diriku. Sungguh, apa yang bisa kulakukan...
ini buruk. Sungguh.
Dan menyebalkan.
Dan bodoh. Bukan diriku. Jika kau tahu.
...karena aku, jika itu "aku"...
Ia tidak pernah nyaris tidak tahu apa yang akan kulakukan, atau harus kulakukan
dengan diriku.