Tuesday 19 May 2015

the sunflower thing

Sore ini, tiba-tiba aku merindukan banyak orang. Tidak biasa. Sungguh hal yang sangat tidak biasa. Mungkin karena ada begitu banyak waktu luang. Mungkin karena ada kewajiban---ah! Keharusan, yang belum tertuntaskan.

Dan fakta, bahwa aku terus berkata pada diriku sendiri bahwa hal yang penting itu tidaklah benar-benar penting.

 Membicarakan diriku sendiri... haha...

Bukan hal yang mudah untuk  bisa benar-benar jujur, bahkan pada dirimu sendiri. Ada... memang ada, hal-hal... yang tidak harus ‘diucapkan keras-keras’. Ada hal-hal yang secara tidak sadar kita ketahui ada, tapi tidak harus selalu diakui keberadaannya. Bahkan oleh dirimu sendiri.

Munafik. Memang manusia diciptakan salah satunya dengan dibekali potensi sifat yang satu itu. Karena itulah munafik itu manusiawi. Karena itulah merendahkan orang dalam keadaan munafik itu ‘cetek’.. dangkal.

Toh orang tidak munafik selamanya. Toh memang ada saat-saat, dimana dibutuhkan kepalsuan agar hidup tetap pada tempatnya.

Karena setiap orang menjalani jenis kehidupan yang berbeda-beda.

Karena setiap manusia ditakdirkan menghadapi hal-hal ... mengatasi tantangan-tantangan... dengan  ‘cara’ mereka masing-masing. Berdasarkan kemampuan, pemahaman, pengetahuan, dan ketahanan masing-masing.

Jadi apa salahnya menjadi munafik (sesekali), jika itulah satu-satunya cara yang diketahui?


 Apa salahnya...  mengabaikan kesadaran yang menggelitik, dan menutup telinga dari diri sendiri.. jika itu yang memang dibutuhkan untuk bertahan..